Aplikasi Penjadwalan Job Shop dengan Pendekatan Rolling Time Window
Studi Kasus di PD. Kerta Karkim Unit Inkaba Bandung
DOI:
https://doi.org/10.26874/jt.vol2no1.210Keywords:
penjadwalan, job shop, rolling time windowAbstract
Perubahan pola produksi dari mass production ke customized production menuntut pengembangan aktivitas perencanaaan dan pengendalian produksi termasuk penjadwalan, dari yang bersifat statis menjadi yang bersifat dinamis. Salah satu model penjadwalan yang bersifat dinamis adalah penjadwalan dengan pendekatan rolling time window. Time Window adalah suatu rentang waktu tertentu yang lebih pendek dari horizon penjadwalan. Tiap time window terdiri dari dua bagian yang sama panjang, yaitu bagian awal yang tidak dapat diubah, dan bagian akhir yang dapat diubah. Pendekatan ini dinamakan rolling time window yang ada dalam suatu horizon penjadwalan sambung-menyambung secara bergulir (rolling), yaitu bagian akhir suatu time window akan berubah menjadi bagian awal time window berikutnya dan saat pergantian time window merupakan saat penjadwalan ulang.
Metoda yang digunakan ini adalah metoda penjadwalan dengan penentuan panjang Time Window yang diusulkan oleh Sun dan Lin (1994) yang kemudian dikembangkan lebih jauh lagi oleh Yosephin Suharyanti (2000) menjadi metoda Time Window Forward Scheduling (TWFS) dengan fungsi tujuan meminimasi total biaya tardiness dan earliness, serta dapat menyederhanakan pencarian solusi dan mengakomodasi gangguan datangnya job baru.
Kerta Karkim Unit INKABA. merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) Tingkat I Jawa Barat yang bergerak dalam bidang Industri Karet dengan tingkat variasiproduk yang tinggi, waktu penerimaan pesanan yang tidak tentu, waktu pengiriman produk yang berbeda-beda, sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam meminimasi waktu keterlambatan (tardiness) pada pesanan yang baru karena pesanan yang baru belum tentu memiliki due-date yang lebih besar dari pesanan yang datang terlebih dahulu dan mengalami kesulitan dalam meminimasi terjadinya kelebihdinian produksi (earliness), jika waktu penyelesaian pesanan tersebut lebih kecil dari due-datenya, sehingga perlu ditentukan panjang waktu untuk penjadwalan (time window) agar memudahkan pembuatan jadwal.
Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa terdapat panjang time window yang memberikan total tardiness dan earliness minimum, yaitu pada time window 250 Jam dengan total biaya tardiness dan earliness sebesar Rp 1.629.353,67. sehingga panjang time window hasil pengolahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan penjadwalan pada horison penjadwalan berikutnya.
References
2. Suharyanti, Yosephine, “Model Penentuan Panjang Time Window pada Penjadwalan Job Shop Dinamik,†Tesis Megister, Program Studi Teknik dan Manajemen Industri Institut Teknologi Bandung 2000.
3. Fogarty at all, “Production and inventory Managementâ€. Second edition, “South-Western Publishing co, Cincinnati, Ohioâ€,1991.
4. Baker, KR., “Introduction to Seguencing and Schedulingâ€, John Wiley & Sons, Inc., New York.
5. Beadworth, David D., dan James E. Bailey, “Integrated Production Control Systemsâ€, 1987.
6. Oden, HW et all, “Handbook of Material & Capacity Reguirement Planningâ€, Mc. Graw Hill, 1993.
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Penulis yang menyerahkan artikel di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik untuk keperluan publikasi telah mengetahui bahwa Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik memberikan akses terbuka terhadap konten untuk mendukung pertukaran informasi mengenai ilmu pengetahuan, sesuai dengan penerbitan daring yang berbasis Open Access Journal dan mengikuti Creative Commons Attribution 4.0 International License. Sehingga penulis setuju dengan ketentuan-ketentuan berikut:
1. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada pihak jurnal dengan pekerjaan secara bersamaan
di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan
dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi pertama artikel tersebut di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan
Aplikasi Teknik.
2. Penulis dapat melakukan perjanjian tambahan untuk hak distribusi non-eksklusif artikel yang telah diterbitkan di jurnal ini
(misalnya, posting ke sebuah repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan mengakui bahwa
publikasi pertama dilakukan di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk menyebarkan karya mereka secara daring (misalnya, dalam repositori institusi atau
laman web penulis) setelah artikel terbit (proses penerbitan artikel selesai). Hal ini terkait dengan imbas dari pertukaran
informasi yang produktif (Lihat Pengaruh Open Access).