Pengaruh Bubuk Bawang Putih dan Garam Dapur terhadap Masa Simpan Tahu pada Suhu Kamar dalam Lingkungan Asam
Bahan Pengawet Tahu
DOI:
https://doi.org/10.26874/jt.vol16no2.57Kata Kunci:
Bubuk bawang putih, konsentrasi garam, jeruk nipis, tahuAbstrak
Industri tahu harus menghasilkan tahu berkualitas yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan untuk bertahan dalam persaingan bisnis saat ini. Alternatif pengawetan tahu dengan menggunakan bahan pengawet alami tunggal, menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda nyata, yaitu masing-masing pengawet hanya mampu mempertahankan mutu tahu yang baik dikonsumsi hanya sampai dua sampai tiga hari masa simpan. Oleh karena itu, pada penelitian menggunakan kombinasi dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh serbuk bawang putih dan garam (NaCl) terhadap tahu selama penyimpanan pada suhu kamar pada kondisi asam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yaitu kombinasi bubuk bawang putih [A] Garam (NaCl) 5% + Jeruk nipis; (B): bubuk bawang putih (7%) + jeruk nipis; (C), Bawang putih bubuk (7%), dan garam (NaCl) 5%; [D] bubuk bawang putih (7%) + garam (NaCl) 5% dan jeruk nipis. Parameter yang dianalisis adalah total mikroba, pH tahu, dan karakteristik sensorik (warna, aromatik, rasa, dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bubuk bawang putih berpengaruh sangat signifikan terhadap total mikroba, pH tahu, pH larutan terendam, dan karakteristik sensorik (warna, aromatik, rasa, dan tekstur). Konsentrasi garam berpengaruh sangat nyata terhadap pH tahu, pH larutan terendam, kadar air, dan karakteristik sensorik (warna, aromatik, dan rasa). Interaksi kedua faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pH tahu, pH larutan terendam, dan karakteristik sensorik (aromatik dan bumbu). Konsentrasi bubuk bawang putih 7%, konsentrasi garam 5% dan nipis jeruk merupakan pengawet terbaik untuk kualitas tahu. Skor rata-rata tertinggi terhadap kesukaan tekstur, persen skor rata-rata terkecil pada uji visual kerusakan tahu selama masa penyimpanan (tekstur tidak kompak, adanya lender, adanya aroma asam tahu rusak) serta masih dapat mengawetkan tahu kurang lebih tujuh sampai sembilan hari.
Referensi
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wooton, 2007. Ilmu Pangan. Terjemahan H. Purnomo dan Adiono.UI-Press, Depok.
Desniar, D. Purnomo, W. Wijatur, 2009. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Peda Ikan Gembung (Rastrelliger sp.) dengan Fermentasi Konstan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. Vol XII (No. 1), Hal 29.
Lusi Marlina, dan Yuana. 2015. Pengaruh Kondisi Operasi pada Pemurnian Garam Dapur dengan Penambahan Soda Kaostik. Jurnal Teknik Kimia, Politeknik TEDC, Bandung.
Millatul Ulya, 2012. Identifikasi Persyaratan Pelanggan Terhadap Produk Tahu. Jurnal Agrointek. Vol 6 (No. 2) Agustus 2012.
Nurohim, Nurwantoro, dan D. Sunarti, 2013. Pengaruh Metode Marinasi dengan Bawang Putih pada Daging Itik Terhadap pH, Daya Ikat Air, dan Total Coliform. Animal Agriculture Journal,Vol II (No.1), Hal 82.
Purawisastra, S. dan H. Yuniati. Kandungan Natrium Beberapa Jenis Sambal Kemasan serta Uji Tingkat Penerimaannya. 2010. Puslitbang Gajah Mada, Yogyakarta:
Wikipedia, 2013. 2013. Bawang Putih.http://ms.wikipedia.org
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menyerahkan artikel di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik untuk keperluan publikasi telah mengetahui bahwa Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik memberikan akses terbuka terhadap konten untuk mendukung pertukaran informasi mengenai ilmu pengetahuan, sesuai dengan penerbitan daring yang berbasis Open Access Journal dan mengikuti Creative Commons Attribution 4.0 International License. Sehingga penulis setuju dengan ketentuan-ketentuan berikut:
1. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada pihak jurnal dengan pekerjaan secara bersamaan
di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan
dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi pertama artikel tersebut di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan
Aplikasi Teknik.
2. Penulis dapat melakukan perjanjian tambahan untuk hak distribusi non-eksklusif artikel yang telah diterbitkan di jurnal ini
(misalnya, posting ke sebuah repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan mengakui bahwa
publikasi pertama dilakukan di Jurnal Teknik: Media Pengembangan dan Aplikasi Teknik.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk menyebarkan karya mereka secara daring (misalnya, dalam repositori institusi atau
laman web penulis) setelah artikel terbit (proses penerbitan artikel selesai). Hal ini terkait dengan imbas dari pertukaran
informasi yang produktif (Lihat Pengaruh Open Access).